Minggu, 03 Mei 2015

Cinta dan Kasih Penuh Teladan


TUGAS III
ILMU BUDAYA DASAR
Cinta Kasih Penuh Teladan
Dosen: Aulia Ar Rahma





Oleh
Nama : Ridha Afni Oriestia
NPM : 19114281
Kelas : 1KA08

SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
APRIL, 2015


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Cinta dan kasih adalah dua sifat manusiawi yang sangat wajar dan sangat pasti dimiliki oleh setiap insan, dan kedua sifat tersebut sudah menjadi anugerah bagi setiap manusia, karena tanpa rasa cinta dan kasih apa jadinya kehidupan di muka bumi ini. Pastinya di dunia ini tidak akan ada yang menghasilkan keturunan, tidak adanya kerukunan dan kedamaian.
Di makalah kali ini, penulis akan memaparkan tentang cinta dan kasih, karena cinta dan kasih itu adalah hal yang sudah tidak tabu dikalangan kita, akan tetapi cinta dan kasih juga bisa menjadi misteri yang tak akan ada ujungnya.
Cinta juga merupakan pengalaman yang sangat menarik yang pernah kita alami dalam hidup ini. Sangat disesali, orang pada umumnya masih kebingungan apa itu arti dari cinta sejati atau cinta haqiqi. Kebingungan mereka semakin bertambah ketika dunia perfilman memperkenalkan arti cinta yang salah dimana penekanan akan cinta selalu dititik beratkan pada perasaan dan cerita romantika, dan disini juga penulis akan memaparkan cinta dan kasih manusia dalam segi pandang Islam.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasakan uraian di atas, maka penulis akan merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian cinta kasih tersebut?
2. Bagaimana pandangan Islam terhadap cinta dan kasih?
3. Contoh kisah cinta yang patut diteladani itu seperti apa?
Adapun maksud dan tujuan dari pembahasan makalah ini, adalah supaya kita lebih memahami cinta kasih dan jangan sampai generasi muda salah mengartikan cinta kasih yang sangat suci ini.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN CINTA KASIH
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan J. S. Purwodarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang ( kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hampir sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan. 
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hampir sama, antara keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Secara sederhana adalah cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur terikatan, keintiman dan kemesraan (cinta ideal/segitiga cinta) di sertai dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan, dan kebahagiaan. 

B. CINTA KASIH DALAM PANDANGAN ISLAM
Ada yang berpendapat bahwa etika cinta sangat mudah dipahami apabila tidak dikaitkan dengan agama. Dalam kehidupan, cinta menampakkan diri dalam bentuk apapun. Terkadang seseorang mencintai dirinya sendiri sendiri, orang lain, atau keluarga, harta, Allah dan Rasul/berbagai bentuk cinta dapat kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.
Dalam agama Islam cinta dapat diartikan sebagai kasih sayang. Dan kasih sayang itu mempunyai tingkatan tingkatan yang berbeda. Didalam kitab suci Al-Qur’an ditemui adanya fenomena cinta yang bersembunyi dalam jiwa manusia. Cinta memiliki 3 tingkatan yaitu tinggi, menengah dan rendah.


Ini adalah beberapa tingkatan cinta dalam agama Islam :
1. Cinta tingkat tinggi

a. Cinta kepada Allah
Cinta manusia yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduannya kepada Allah. Kita sebagai umat Muslim harus dan wajib mencintai Allah, karena Allah adalah sumber kehidupan bagi kita, tanpa mengingat Allah dalam setiap detik ki8ta bagaikan sedektik kita berbafas tanpa oksigen.
b. Cinta kepada Rasul
Sebagai umat Muslim kita harus percaya dengan Rasul, dengan mencintai Rasul dan selalu mencontoh dan menteladani perbuatannya itu sudah menunjukkan bahwa kita adalah umat Muslim yang sangat mencintai Rasul.
2. Cinta tingkat menengah

a. Cinta kepada orang tua
Sudah sangat sepantasnya kita sebagai manusia yang lahir dari rahim Ibu kita dan kita harus menyayangi Ibu kita dan juga Bapak kita yang sudah berusaha kerja keras untuk menghidupi keluarga, karena tanpa mereka kita tidak akan melihat indahnya dunia ini. Jadi, sudah sepantasnya dan sewajarnya kita harus menyayangi dan mencintai kedua orang tua kita dengan cara selali menyelipkan do’a kepada orang tua kita setiap saat, dan juga dengan cara berbakti dan berbuat baik kepada orang tua kita.

b. Cinta kepada suami/istri dan keluarga.
Cinta kepada suami/istri disebut sebagai cinta lanjutan, mengapa? Karena cinta kepada suami/istri itu dilanjutkan kepada hubungan yang serius seperti proses pernikahan
c. Cinta kepada sesama manusia
Agar manusia bisa hidup dengan keserasian, kedamaian dan kedamaian, maka sudah seharusnya kita saling mencintai satu sama lain, karena jikalau tumbuh rasa kebencian dan arasa acuh tak acuh maka musnahlah keserasian antara sesama manusia. Karena manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan satu sama lain, maka dari itu jika kita ingin hidup dengan lingkungan yang damai maka kita juga yang harus menciptakan rasa damai itu dengan cara yang mudah yaitu mencintai sesama manusia itu sendiri.


3. Cinta tingkat rendah

a. Cinta diri sendiri
Cinta kepada diri sendiri sangatlah penting, bayangkan saja, jika kita tidak mencintai diri kita sendiri sudah pastilah jasad ini tidak akan terusrus, tidak pernah mandi, makan, bersosialisasi, dan lain-lainnya. Dan mencintai diri sendiri juga dapat meningkatkan kualitas diri menjadi lebih baik, karena dengan mencintai diri kita sendiri itu artinya kita bersyukur dengan apa yang sudah diberikan oleh Allah swt. 
b. Cinta harta dan jabatan
Mengapa cinta harta dan jabatan ada di tingkatan yang paling rendah? Karena harta dan jabatan itu bersifat sementara dan tidak akan dibawa sampai ke akhirat, dan bersifat permanen adalah amal dan ibadah kita. 
C. KISAH CINTA PENUH TELADAN
Kisah cinta Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra
Ada rahasia terdalam di hati Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya.

Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ‘Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan!Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.ross putihIa merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakar. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakar lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ‘Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakar menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ‘Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya.

Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakar; ‘Utsman, ‘Abdurrahman ibn ‘Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ‘Ali.

Lihatlah berapa banyak budak Muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakar; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ‘Abdullah ibn Mas’ud.. Dan siapa budak yang dibebaskan ‘Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakar sang saudagar, insya Allah lebih bisa membahagiakan Fathimah.

‘Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. “Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ‘Ali.

“Aku mengutamakan Abu Bakar atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”

Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.

Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum Muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh- musuh Allah bertekuk lutut.

‘Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah. ‘Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ‘Ali dan Abu Bakar. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ‘Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, ‘Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, “Aku datang bersama Abu Bakar dan ‘Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ‘Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ‘Umar..”

Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ‘Umar melakukannya. ‘Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi.

‘Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. “Wahai Quraisy”, katanya. “Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ‘Umar di balik bukit ini!” ‘Umar adalah lelaki pemberani. ‘Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. ‘Umar jauh lebih layak. Dan ‘Ali ridha.

Cinta tak pernah meminta untuk menanti
Ia mengambil kesempatan
Itulah keberanian
Atau mempersilakan
Yang ini pengorbanan
Maka ‘Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ‘Umar juga ditolak.

Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ‘Utsman sang miliarderkah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.

Di antara Muhajirin hanya ‘Abdurrahman ibn ‘Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ‘Ubaidah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?

“Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. “Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi.. “

“Aku?”, tanyanya tak yakin.

“Ya. Engkau wahai saudaraku!”

“Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”

“Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”

‘Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.

“Engkau pemuda sejati wahai ‘Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan- pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya. Lamarannya berjawab, “Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.

Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang.  
Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.

“Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”

“Entahlah..”

“Apa maksudmu?”

“Menurut kalian apakah ‘Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”

“Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,

“Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya !”

Dan ‘Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan ke kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang.

Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ‘Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti.

‘Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!” Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ‘Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian.

Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada ‘Ali, “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda”

‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu?”

Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu” ini merupakan sisi ROMANTIS dari hubungan mereka berdua.

Kemudian Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskawin empat ratus Fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha (menerima) mahar tersebut.”

Kemudian Rasulullah saw. mendoakan keduanya:

“Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak.” (kitab Ar-Riyadh An-Nadhrah 2:183, bab4)



BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
    Kita sebagai manusia yang mempunyai kodrat cinta dan kasih yang sudah diberikan oleh Allah swt jangan sampai menyalahgunakan istilah cinta menjadi sesuatu yang bisa menjerumuskan kita kepada sumur dosa. Karena sesungguhnya cinta dan kasih adalah fitrah yang sangat suci. Dalam agama Islam juga sudah di arahkan bagaimana scinta dan kasdih yang hakiki itu, maka jangan mudah terpemngaruh oleh budaya kapitalis yang mengartikan cinta dan kasih hanya bermodalkan rayuan gombal dan materi semata. Kita bisa menteladani kisah cinta dari Sayyidina Ali dan Fatimah yang begitu mulia. Arahkan lah cinta kita kepada seseatu yang membuat kita ingat akan akhirat, agar menjafdi berkah dan pahala. Jangan terlalu sibuk dengan cinta yang berbau hal-hal duniawi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, kurang lebihnya penuli memohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga kita sama-sama bisa membenahi diri menjadi pribadi yang lebih baik, amin yaa Rabbal alaamin.

B. DAFTAR PUSTAKA
    www.eramuslim.com
    Ariefksmwrdn.blogspot.com
    Sintakusumasworowardhani.wordpress.com
    


Pandangan Hidup Rasulullah

                                   
                                  Tugas IV
ILMU BUDAYA DASAR
PANDANGAN HIDUP RASULULLAH


DOSEN : AULIYA AR RAHMA






OLEH
Nama : Ridha Afni Oriestia
NPM : 19114281
Kelas : 1KA08



SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
APRIL, 2015


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap manusia di dunia ini tentu mempunyai pandangan hidup masing-masing yang perlu dipersiapkan secara rinci sejak dini agar dapat terlaksana sesuai dengan harapan pada waktu yang tepat. Setiap insane berhak memilih dan memutuskan pandangan hidup masing-masing, karena pandangan hidup adalah salah satu faktor terbentuknya jati diri seseorang. Di makalah ini saya akan membahas makalah dengan tema manusia & pandangan hidup, dengan judul “Pandangan Hidup Rasulullah S.A.W”. Semoga dengan di tulisnya makalah ini akan menjadi bacaan yang sangat bermanfaat. Amin yaa Rabbal Alamin.
B. RUMUSAN MASALAH
Dengan banyaknya pandangan hidup pada setiap individu manusia, maka kita akan lebih menspesifikasi lagi pandangan hidup dari seorang tokoh yaitu Rasulullah S.A.W. Adapun rumusan masalahnya, adalah :
1. Bagaimana pandangan hidup dalam agama Islam?
2. Bagaimana pandangan hidup Rasulullah yang begitu sempurna?

         
BAB II
ISI
A. PANDANGAN HIDUP DALAM ISLAM
islam sebagai pandangan hidup, menyadari bahwa tiap aspek kehidupan tidak  lepas dari aturan dan nilai-nilai Islam, dengan menunjukkan ketaqwaannya terhadap Allah swt. maka segala aspek yang berkaitan dengan kehidupan, seperti perkataan, perbuatan, perasaan(hati) seseorang, akan menampakkan ciri-ciri dari keislamannya tersebut.
Dengan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup, maka segala tatanan kehidupan seorang muslim akan sesuai berdasarkan nilai-nilai Islam dalam kehidupannya, sehingga tidak ada lagi yang namanya Islam KTP alias seorang muslim yang tidak menemukan keislamannya.
Islam, agama paripurna dan paling akhir yan diturunkan Allah swt. kepada Rasulullah Muhammad saw. Islam tidak hanya sekedaar peraturan-peraturan yang bersifat teoritik, tapi juga sebuah pandangan hidup yang sesuai fitrah manusia dan menjawab semua problematika umat. Jadi, Islam adalah satu-satunya pandangan hidup yang diamanatkan kepada umat manusia oleh Sang Pencipta alam semesta.
Barangsiapa mencari agama selain beragama islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima darpadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS. Ali Imran:102)
Akidah Islam adalah akidah kaum muslim, yang didasarkan pada keimanan bahwa Allah swt adalah satu-satunya zat Ilah (Zat yang ditaati), dan bahwa Muhammad saw adalah utusan-Nya yang paling akhir. Akidah Islam memberikan penjelasan yang memuaskan terhadap problematika pokok manusia, yaitu tentang awal mula dan tujuan hidup, serta memandu manusia untuk memahami apa yang harus dia yakini dan apa yang tidak boleh dia imani. Islam, sebagai solusi akhir bagi problematika pokok manusia, telah memberikan pedoman menyeluruh bagi umat manusia dalam menjalani kehidupannya. Aturan demi aturan yang berkaitan dengan segala perilaku manusia telah diatur dalam hukum-hukum syari’at yang mnyeluruh, lengkap, dan sempurna.
Pada hari ini telah kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan bagimu nikmat-Ku, dan telah Ku-cukupkan bagimu nikmat-Ku, dan telah Ku-Ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (QS. Al-Maidah:3)
Hanya dengan kembali pada pemahaman yang shahih tentang Islam, dan menjadikannya sebagai pandangan hidup kaum muslim mempunyai harapan untuk bangkit dari keterpurukan yang dialaminya saat ini, hingga kemudian menyadari keluasan dan kekomprehensifan Islam sebagai pandangan hidup yang akan membentuk gaya hidup islami. Pandangan hidup Islami akan terlindungi dan terjaga jika syari’at Islam diterapkan secara kaffah baik bagi individu, keluarga, masyarakat, dan bernegara. Wallahu a’lam bishshawab.
B. PANDANGAN HIDUP RASULULLAH SAW
Dalam buku Seratus Tokoh Berpengaruh di Dunia Micheal Hart memilih Nabi Muhammad SAW sebagai orang nomor wahid yang paling berpengaruh sepanjang masa. Pilihan seorang Micheal Hart yang notabene adalah non-Muslim merupakan kesaksian jujur yang luar biasa atas kehebatan dan ketokohan Rasulullah SAW. Keputusannya tersebut atas dasar studi yang kokoh dengan mengambil beberapa kriteria yang ditetapkannya secara konsisten. Di antara penyebab kehebatan Rasulullah SAW adalah pandangan hidupnya yang istimewa.        Rasulullah pernah menyatakan manhaj atau pandangan hidupnya dalam sebuah hadis sebagai berikut: Pengetahuan adalah modalku, akal adalah dasar keberagamaanku, cinta adalah landasan hidupku, kerinduan adalah kendaraanku (menuju Allah), zikrullah adalah kebiasaanku, kepercayaan adalah simpanan berhargaku, kesedihan adalah teman dekatku, ilmu adalah senjataku, kesabaran adalah selendangku, zuhud adalah profesiku, rida adalah ghanimah-ku (bagian yang kudapat), keyakinan adalah kekuatanku, kejujuran adalah penolongku, ketaatan (kepada Allah) adalah kecintaanku, perjuangan adalah akhlakku, dan kesenanganku berada dalam menunaikan shalat.       Bila kita renungi pandangan hidup Rasulullah di atas dan mampu kita aplikasikan dalam kehidupan nyata, pastilah umat Islam menjadi umat yang terbaik penuh kesejukan. Umat Islam akan menampilkan kehidupan yang sangat memesona tanpa ada kekerasan. Misalnya saja, manhaj pertama menyatakan pengetahuan adalah modal dalam kehidupanku. Hal ini menuntut kita agar memiliki banyak pengetahuan sehingga kita menjadi khalifah di bumi, tidak mungkin dijajah oleh negara manapun. Umat Islam adalah umat terbesar di dunia dengan 1,3 miliar penganutnya, dan mendiami negara-negara yang kaya tambang, mineral, keanekargaman hayati, dan sebagainya. Sudah seharusnya kita menjadi saksi dunia bukan yang selalu menjadi tertuduh.       Dengan pandangan hidup yang integral, Allah telah memuji Rasulullah SAW dengan firman-Nya: Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas semua akhlak yang agung (QS al-Qalam [68] : 4). Ayat ini menunjukkan bahwa kalau ada pemimpin yang hebat, maka kepemimpinan Rasulullah SAW lebih hebat darinya. Jika Nabi Ayyub as memiliki kesabaran luar biasa saat diuji Allah dengan penyakit kulit, maka kadar kesabaran Rasulullah SAW di atas kesabaran Nabi Ayub as tersebut. Rasul merupakan teladan tertinggi bagi umat manusia yang ingin menggapai kemuliaan dunia dan akhirat (QS al-Ahzab [33}:21). Dalam semua aspek kehidupannya harus dijadikan sebagai uswah hasanah umat manusia.        Dengan kata lain, akhlak dan perilaku Rasulullah harus dijadikan barometer perilaku umat manusia. Bila ada perilaku figur panutan bertentangan dengan perilaku Rasulullah SAW maka kita harus menakarnya dengan akhlak Rasulullah. Inilah tuntutan syahadat Rasul "Aku bersaksi sesungguhnya Nabi Muhmad SAW adalah utusan Allah swt Kita wajib menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan tertinggi. Wallahu a'lam

BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Sebagai manusia, wajar saja jika terjadinya perbedaan tentang pandangan hidup masing-masing individu. Karena pandangan hidup termasuk hak manusia yang harus kita hargai sebagai sesame manusia.
Pandangan hidup juga adalah suatu konsep yang dapat digunakan untuk menggambarkan cara pandang manusia secara umum tanpa melihat bangsa atau agama.
Dan salah satu tokoh yang kami bahas di makalah ini adalah Rasulullah saw, beliau adalah salah satu tokoh yang paling berpengaruh di dunia karena kemantapan akan pandangan hidupnya yang seolah sudah mendekati sempurna, dan kita sebagai generasi penerus alangkah baiknya untuk meneladani dan selalu mengikuti jejak Rasulullah saw.
B. DAFTAR PUSTAKA
Nurulhidayati4321.blogspot.com
Siradel.blogspot.com

Minggu, 05 April 2015

TUGAS I
ILMU BUDAYA DASAR
“Kepribadian Negara Brunei Darussalam”
Dosen: Aulia Ar Rahma






Oleh
Nama : Ridha Afni Oriestia
NPM : 19114281
Kelas : 1KA08
SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
MARET, 2015

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Kepribadian suatu Negara menjadi salah satu identitas yang akan selalu melekat pada Negara itu sendiri, dan pasti setiap Negara mempunyai kepribadian yang berbeda-beda, maka dari itu kepribadian pada setiap Negara menjadi suatu keunikan dan ketertarikan tersendiri untuk menarik para turis untuk datang ke Negara mereka.
Kita sebagai generasi muda harus mendalami karakter kepribadian asli Negara kita masing-masing, karena kita generasi muda adalah andalan bagi Negara kita sendiri. Dan kita juga harus mempelajari kepribadian dari beberapa kepribadian Negara yang ada di sekitar Negara kita, mengapa? Karena mengetahui kepribadian satu sama lain adalah hal yang indah, dan juga agar kita bias mengambil segala hal postitif yang patut kita teladani dan kita tiru dari kepribadian Negara lain.
Maka dari itu, tugas ilmu budaya dasar yang bertemakan kepribadian Negara bangsa timur ini sangatlah bermanfaat untuk kita semua sebagai dasar pengenalan kepada kepribadian Negara yang ada di sekitar Negara kita yang juga termasuk ke dalam bangsa timur. Maka, penulis akan membahas salah satu Negara yang ada di dalam bagian bangsa timur yaitu, Negara Brunei Darussalam.
2. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang saya paparkan di atas, maka sebagai berikut adalah rumusan masalahnya,
1. Apa saja Kepribadian bangsa timur?
2. Mengenal Negara Brunei Darussalam
3. Apa saja kepribadian, kebudayaan dan adat istiadat di Negara Brunei Darussalam?

BAB II
ISI

1. KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Sudah sangat kita rasakan,bangsa timur adalah bangsa yang mempunyai tata karma yang tinggi, termasuk juga Negara kita Indonesia. Bangsa timur dikenal dengan bangsa yang berkepribadian baik,dan masyarakat di belahan dunia yang lain juga mengakui dan merasakan bahwa bangsa timur mempunyai kepribadian yang baik dan sopan,jadi tidak aneh banyak sekali bangsa bangsa yang lain sangat menyukai kepribadian yang bangsa timur milki. Tidak hanya baik,ramah, dan sopan, bangsa timur juga mempunyai sifat yang suka dengan budaya tolong menolong dan biasanya tidak bersifat individualis.
Bangsa timur identik dengan benua Asia yang penduduknya mayoritas memiliki rambut berwarna hitam,kulit sawo matang dan adapula yang berwarna kuliat putih disertai dengan mata yang sipit. Dan sebagian besar cara berpakaian bangsa timur lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang timur rata rata memili aturan agama yang kuat dan kental dan menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku.
Pada umumnya bangsa timur adalah bangsa yang sangat terbuka dan toleran terhadap bangsa yang lain asalkan masih bisa diterima oleh norma dan adat istiadat yang berlaku. Namun,meskipun banyak kebaikan dari prilaku bangsa timur yang kita ketahui tapi jangan selalu beranggapan bahwa bangsa timur adalah yang terbaik,karena segala sesuatu juga punya sisi negative dan positifnya,termasuk juga pada kepribadian bangsa timur. Biasanya kebudayaan asing yang sangat mudah diterima oleh bangsa timur adalah mengenai hal-hal yang berbau teknologi,karena teknologi adalah hal-hal yang sangat mudah dipakai dan sangat bermanfaat,contohnya seperti; handphone, computer, dan alat alat teknologi lainnya.

2. NEGARA BRUNEI DARUSSALAM
Brunei Darussalam atau nama resminya Negara Brunei Darussalam, adalah negara berdaulat di Asia Tenggara yang terletak di pantai utara pulau Kalimantan. Negara ini memiliki wilayah seluas 5.765 km² yang menempati pulau Borneo dengan garis pantai seluruhnya menyentuh Laut Cina Selatan. Wilayahnya dipisahkan ke dalam dua negara bagian di Malaysia yaitu Sarawak.
Saat ini, Brunei Darussalam memiliki Indeks Pembangunan Manusia tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Singapura, sehingga diklasifikasikan sebagai negara maju. Menurut Dana Moneter Internasional, Brunei memiliki produk domestik bruto per kapita terbesar kelima di dunia dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Sementara itu, Forbes menempatkan Brunei sebagai negara terkaya kelima dari 182 negara karena memiliki ladang minyak bumi dan gas alam yang luas. Selain itu, Brunei juga terkenal dengan kemakmurannya dan ketegasan dalam melaksanakan syariat Islam, baik dalam bidang pemerintahan maupun kehidupan bermasyarakat.
Kerajaan Brunei Darussalam adalah negara yang memiliki corak pemerintahan monarki absolut dengan Sultan yang menjabat sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, merangkap seagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan dengan dibantu oleh Dewan Penasihat Kesultanan dan beberapa Menteri. Sultan Hassanal Bolkiah yang gelarnya diturunkan dalam wangsa yang sama sejak abad ke-15, ialah kepala negara serta pemerintahan Brunei. Baginda dinasihati oleh beberapa majelis dan sebuah kabinet menteri, walaupun baginda secara berkesan merupakan pemerintah tertinggi. Media amat memihak kerajaan, dan kerabat kerajaan melestarikan status yang dihormati di dalam negeri.
Brunei memiliki dengan hubungan luar negeri terutama dengan negara negara ASEAN dan negara negara lain serta ikut serta sebagai anggota PBB. Kesultanan ini juga terlibat konflik Kepulauan Spratly yang melibatkan hampir semua negara ASEAN (kecuali Indonesia, Kamboja, Laos dan Myanmar), RRT dan Republik Tiongkok. Selain itu terlibat konflik perbatasan laut dengan Malaysia terutama masalah daerah yang menghasilkan minyak dan gas bumi. Brunei menuntut wilayah di Sarawak, seperti Limbang. Banyak pulau kecil yang terletak di antara Brunei dan Labuan, termasuk Pulau Kuraman, telah dipertikaikan oleh Brunei dan Malaysia. Bagaimanapun, pulau-pulau ini diakui sebagai sebagian Malaysia di tingkat internasional.
3. KEPRIBADIAN, KEBUDAYAAN DAN ADAT ISTIADAT NEGARA BRUNEI DARUSSALAM
Kira-kira dua pertiga jumlah penduduk Brunei adalah orang Melayu. Kelompok etnik minoritas yang paling penting dan yang menguasai ekonomi negara ialah orang Tionghoa (Han) yang menyusun lebih kurang 15% jumlah penduduknya. Etnis-etnis ini juga menggambarkan bahasa-bahasa yang paling penting: bahasa Melayu yang merupakan bahasa resmi, serta bahasa Tionghoa. Bahasa Inggris juga dituturkan secara meluas dan hampir 95% fasih dengan Bahasa Inggris, dan terdapat sebuah komunitas ekspatriat yang agak besar dengan sejumlah besar warganegara Britania dan Australia.
Islam ialah agama resmi Brunei, dan Sultan Brunei merupakan kepala agama negara itu. Agama-agama lain yang dianut termasuk agama Buddha (terutamanya oleh orang Tiong Hoa), agama Kristen, serta agama-agama orang asli (dalam komunitas-komunitas yang teramat kecil).
Budaya Brunei seakan sama dengan budaya Melayu, dengan pengaruh kuat dari Islam, tetapi kelihatan lebih konservatif dibandingkan Malaysia dan Indonesia. Penjualan dan penggunaan alkohol diharamkan, dengan orang luar dan non-Muslim dibenarkan membawa dalam 12 bir dan dua botol miras setiap kali mereka masuk negara ini. Setelah pemberlakuan larangan pada awal 1990-an, semua pub dan kelab malam dipaksa tutup. Mufti Brunei juga menfatwakan pengharaman rokok pada tahun 2011. Harga rokok di tinggikan supaya penduduk dapat mengurangkan tabiat rokok.
Melihat budaya Brunei yang sangat kental akan agama yang di anut oleh mayoritas penduduknya, itu juga sudah mencirikan Brunei sebagai bagian dari bangsa timur yang rata-rata patuh pada agama yang mereka anut dan juga patuh pada adat istiadat sesuai daerah yang mereka tempatkan. Warga Brunei juga menjunjung tinggi kesopanan dan sifat tidak individualis. Masyarakat nya juga sangat patuh pada pimpinan mereka dan menyerahkan semua pemerintahan kepada pemimpinnya yang sangat mereka percayai itu. Sikap rendah hati juga dimiliki oleh masyarakat Brunei, karena sikap rendah hati diajarkan pada agama Islam yang mereka anut.
Karena Brunei adalah Negara yang sangat kental akan agama Islamnya, tidak heran kalau Negara Brunei sangat aktif dalam organisasi-organisasi yang berbasis Islam dan Brunei juga menunjukkan semangat kebersamaannya dengan masyarakat global dengan menggabungkan diri ke dalam organisasi internasional.
Penduduk Brunei kebanyakan adalah orang Malaysia, oleh karena itu kebudayaan Brunei sangat berkaitan dan sangat dipengaruhi oleh Negara Malaysia. Saat bertamu kerumah seseorang harus melepas alas kaki, saat menunjuk seseorang tidak boleh memakai jari telunjuk akan tetapi memakai ibu jari dan mengepalkan 4 jari lainnya. Tangan kiri di anggap tidak bersih, sesuai dengan aturan agama Islam, dan juga orang Brunei menjalankan puasa layaknya pemeluk agama Islam yang lainnya.
Adat istiadat adalah peraturan-peraturan yang biasa dipakai sejak dulu da masih dipakai sampai sekarang, adat istiadat sangatlah penting bagi kemajuan suatu Negara, karena adat istiadat lah yang membentuk karakteristik bangsa itu sendiri.
Di Negara Brunei sendiri terdapat beberapa adat istiadat yang masih bertahan hingga sekarang, yaitu seperti, Puak Kedayan, yaitu seperti makan bersama sama bersama keluarga yang diadakan setiap tahunnya. Adat ini sudah lama mereka jalani sejak zaman dulu. Dan juga Brunei sangat kental dengan adat pernikahannya yang sangat unik dan menarik.
Adanya beberapa adat istiadat dalam pernikahan di Brunei yaitu;
- Majlis Istiadat bersuruh diraja
Kalau di Indonesia, acara ini hamper mirip dengan acara lamaran.
- Majlis Istiadat membuka gendang jaga-jaga
Seperti memainkan alat music saat upacara pernikahan hendak dimulai
- Majlis istiadat menjunjung kurnia gendang jaga-jaga
- Istiadat menghantar tanda diraja
Seperti memberikan hantaran pernikahan kepada pihak mempelai wanita, akan tetapi hantaran nya sudah ditentukan oleh adat istiadat yang sudah turun temurun, jadi tidak sembarangan member hantaran.
- Istiadat menerima tanda diraja
Pihak mempelai pria memberikan hantaran kepada pihak mempelai wanita
- Majlis istiadat Menghantar pertunangan diraja
- Dan lain-lainnya yang tidak bias disebutkan disini
Di Negara Brunei tidak ada transportasi umum, makanya mayoritas penduduknya mempunya kendaraan pribadi. Dan warga Brunei ini sangat menghargai pejalan kaki, ketika pejalan kaki hendak menyebrangi jalan, maka dengan serentaknya kendaraan akan berhenti sampai si pejalan kaki tiba di seberang jalan.

BAB III
PENUTUPAN

1. KESIMPULAN
Secara umum, kepribadian bangsa timur itu hampir sama pada setiap Negara yang berada di wilayahnya, yaitu seperti kesopanannya, keramahannya, dan juga kepatuhannya pada adat istiadat mereka. Secara tidak sadar, kita sebagai warga Indonesia yang termasuk kedalam wilayah bangsa timur juga memiliki sifat seperti itu, contohnya di Indonesia masih kental dengan kepatuhan akan adat istiadat dan juga tidak bisa lepas dengan aturan agama Islam yang dianut oleh kebanyakan penduduk Indonesia. Jadi sebagai warga Indonesia dan juga sebagai bagian dari bangsa timur yang baik, kita harus selalu menjunjung tinggi budi pekerti baik kita agar sifat yang sudah menjadi ciri-ciri dari bangsa timur tidak memudar dengan mudahnya.
Negara Brunei adalah Negara yang yang terkenal dengan kemakmurannya, Negara yang sangat damai ini patut di teladani akan kepatuhannya kepada pemimpin mereka, Negara Brunei juga terkenal dengan kesopanan dan keramahannya, maka dari itu kita patut meneladani hal-hal yang positif dari kebudayaan Negara Brunei.


2. SARAN
Agar pembaca dapat meneladani hal-hal positif yang ada dalam kebudayaan dan adat istiadat Negara Brunei, dan juga dapat menambah wawasan akan indahnya mengenal Negara lain, dan juga dapat meneladani hal-hal positif yang dimiliki oleh bangsa timur, semoga kebudayaan bangsa timur menjadi pedoman bagi kita sebagai generasi muda penerus bangsa.
3. DAFTAR PUSTAKA
http://wikipedia.org.id
http://kerajaannusantara.com

Senin, 19 Januari 2015

Agama



Pengertian Agama
Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan. Banyak agama memiliki narasi, simbol dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Kata "agama" berasal dari bahasa sansekerta, āgama yang berarti "tradisi". Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Di Indonesia, istilah agama digunakan untuk menyebut enam agama yang diakui resmi oleh negara, seperti Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budhisme, dan Khonguchu. Sedangkan semua sistem keyakinan yang tidak atau belum diakui secara resmi disebut “religi”.
Agama sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan dunia gaib, khususnya dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya. Secara khusus, agama didefinisikan sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi tanggapan terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci. Bagi para penganutnya, agama berisikan ajaran-ajaran mengenai kebenaran tertinggi dan mutlak tentang eksistensi manusia dan petunjuk-petunjuk untuk hidup selamat di dunia dan di akhirat. Karena itu pula agama dapat menjadi bagian dan inti dari sistem-sistem nilai yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan, dan menjadi pendorong serta pengontrol bagi tindakan-tindakan para anggota masyarakat tersebut untuk tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan ajaran-ajaran agamanya.

Fungsi Agama
  • Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
  • Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia.
  • Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah
  • Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
  • Pedoman perasaan keyakinan
  • Pedoman keberadaan
  • Pengungkapan estetika (keindahan)
  • Pedoman rekreasi dan hiburan
  • Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama.
Fungsi Agama dalam masyarakat
a.       Fungsi edukatif.
Agama memberikan bimbingan dan pengajaaran dengan perantara petugas-petugasnya (fungsionaris) seperti syaman, dukun, nabi, kiai, pendeta imam, guru agama dan lainnya, baik dalam upacara (perayaan) keagamaan, khotbah, renungan (meditasi) pendalaman rohani, dsb.
b.      Fungsi penyelamatan.
Bahwa setiap manusia menginginkan keselamatan baik dalam hidup sekarang ini maupun sesudah mati. Jaminan keselamatan ini hanya bisa mereka temukan dalam agama. Agama membantu manusia untuk mengenal sesuatu “yang sakral” dan “makhluk teringgi” atau Tuhan dan berkomunikasi dengan-Nya. Sehingga dalam yang hubungan ini manusia percaya dapat memperoleh apa yang ia inginkan. Agama sanggup mendamaikan kembali manusia yang salah dengan Tuhan dengan jalan pengampunan dan Penyucian batin.
c.       Fungsi pengawasan sosial (social control)
Fungsi agama sebagai kontrol sosial yaitu :
  • Agama meneguhkan kaidah-kaidah susila dari adat yang dipandang baik bagi kehidupan moral warga masyarakat.
  • Agama mengamankan dan melestarikan kaidah-kaidah moral ( yang dianggap baik )dari serbuan destruktif dari agama baru dan dari system hokum Negara modern.
d.      Fungsi memupuk Persaudaraan.
Kesatuan persaudaraan berdasarkan kesatuan sosiologis ialah kesatuan manusia-manusia yang didirikan atas unsur kesamaan.
  • Kesatuan persaudaraan berdasarkan ideologi yang sama, seperti liberalism, komunisme, dan sosialisme.
  • Kesatuan persaudaraan berdasarkan sistem politik yang sama. Bangsa-bangsa bergabung dalam sistem kenegaraan besar, seperti NATO, ASEAN dll.
  • Kesatuan persaudaraan atas dasar se-iman, merupakan kesatuan tertinggi karena dalam persatuan ini manusia bukan hanya melibatkan sebagian dari dirinya saja melainkan seluruh pribadinya dilibatkan dalam satu intimitas yang terdalam dengan sesuatu yang tertinggi yang dipercayai bersama
e.       Fungsi transformatif.
Fungsi transformatif disini diartikan dengan mengubah bentuk kehidupan baru atau mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru yang lebih bermanfaat.
Sedangkan  menurut   Thomas   F.  O’Dea  menuliskan   enam  fungsi agama dan masyarakat yaitu:
1.      Sebagai pendukung, pelipur lara, dan perekonsiliasi.
2.      Sarana hubungan  transendental  melalui  pemujaan dan upacara
Ibadat.
3.      Penguat norma-norma dan nilai-nilai yang sudah ada.
4.      Pengoreksi fungsi yang sudah ada.
5.      Pemberi identitas diri.
6.      Pendewasaan agama.
Sedangkan menurut  Hendropuspito  lebih ringkas  lagi,  akan tetapi   intinya   hampir   sama.   Menurutnya   fungsi   agama   dan masyarakat   itu   adalah   edukatif,   penyelamat,   pengawasan   sosial, memupuk persaudaraan, dan transformatif.
Agama memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan
masyarakat, karena agama memberikan sebuah system nilai yang memiliki derivasi
pada norma-norma masyarakat untuk memberikan pengabsahan dan pembenaran dalam
mengatur pola perilaku manusia, baik di level individu dan masyarakat. Agama
menjadi sebuah pedoman hidup singkatnya. Dalam memandang nilai, dapat kita lihat dari dua sudut pandang. Pertama, nilai  agama dilihat dari sudut intelektual yang menjadikan nilai agama sebagai norma  atau prinsip. Kedua, nilai agama dirasakan di sudut pandang emosional yang menyebabkan adanya sebuah dorongan rasa dalam
diri yang disebut mistisme.

Kaitan agama dan masyarakat
Kaitan agama dengan masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figur nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang arti dan hakikat kehidupan, tentang Tuhan dan kesadaran akan maut menimbulkan relegi dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sampai pada pengalaman agamanya para tasauf.
Bukti-bukti itu sampai pada pendapat bahwaagama merupakan tempat mencari makna hidup yang final dan ultimate. Agama yang diyakini, merupakan sumber motivasi tindakan individu dalam hubungan sosialnya, dan kembali pada konsep hubungan agama dengan masyarakat, di mana pengalaman keagamaan akan terefleksikan pada tindakan sosial dan invidu dengan masyarakat yang seharusnya tidak bersifat antagonis.
Peraturan agama dalam masyarakat penuh dengan hidup, menekankan pada hal-hal yang normative atau menunjuk kepada hal-hal yang sebaiknya dan seharusnya dilakukan. Contoh kasus akibat tidak terlembaganya agama adalah “anomi”, yaitu keadaan disorganisasi sosial di mana bentuk sosial dan kultur yang mapan jadi ambruk. Hal ini, pertama, disebabkan oleh hilangnya solidaritas apabila kelompok lama di mana individu merasa aman dan responsive dengan kelompoknya menjadi hilang. Kedua, karena hilangnya consensus atau tumbangnya persetujuan terhadap nilai-nilai dan norma yang bersumber dari agama yang telah memberikan arah dan makna bagi kehidupan kelompok.
Penjelasan yang bagaimanapun adanya tentang agama, tak akan pernah tuntas tanpa mengikutsertakan aspek-aspek sosiologisnya. Agama, yang menyangkut kepercayaan kepercayaan serta berbagai prakteknya, benar-benar merupakan masalah sosial dan pada saat ini senantiasa ditemukan dalam setiap masyarakat manusia. Karena itu segera lahir pertanyaan tentang bagaimana seharusnya dari sudut pandang sosiologis.
Dalam pandangan sosiologi, perhatian utama terhadap agama adalah pada fungsinya terhadap masyarakat. Istilah fungsi seperti kita ketahui, menunjuk kepada sumbangan yang diberikan agama, atau lembaga sosial yang lain, untuk mempertahankan (keutuhan) masyarakat sebagai usaha-usaha yang aktif dan berjalan terus-menerus. Dengan demikian perhatian kita adalah peranan yang telah ada dan yang masihdimainkan.Emile Durkheim sebagai sosiolog besar telah memberikan gambaran tentang fungsi agama dalam masyarakat. Dia berkesimpulan bahwa sarana-sarana keagamaan adalah lambang-lambang masyarakat, kesakralan bersumber pada kekuatan yang dinyatakan berlaku oleh masyarakat secara keseluruhan bagi setiap anggotanya, dan fungsinya adalah mempertahankan dan memperkuat rasa solidaritas dan kewajiban sosial.
Agama telah dicirikan sebagai pemersatu aspirasi manusia yang paling sublime; sebagai sejumlah besar moralitas, sumber tatanan masyarakat dan perdamaian batin individu; sebagai sesuatu yang memuliakan dan yang membuat manusia beradab. Sebenarnya lembaga keagamaan adalah menyangkut hal yang mengandung arti penting tertentu, menyangkut masalah aspek kehidupan manusia, yang dalam transendensinya, mencakup sesuatu yang mempunyai arti penting dan menonjol bagi manusia. Bahkan sejarah menunjukkan bahwa lembaga-lembaga keagamaan merupakan bentuk asosiasi manusia yang paling mungkin untuk terus bertahan.
Agama di Indonesia, mengambil peranan penting dalam membentuk masyarakat sipil, khususnya sebagai masyarakat politik. Perkembangan masyarakat sipil ini ternyata lebih cepat dari pada perkembangan masyarakat ekonomi. Sebagai dampaknya, peranan negara lebih menonjol dan justru mengambil peran sebagai agen perubahan sosial yang berdampak terbentuknya masyarakat sipil, dari arti mencakup masyarakat politik maupun ekonomi.
Kecenderungan yang dominan di Indonesia adalah idealisasi negara, sebagai wadah nilai-nilai tertinggi. Perjuangan organisasi-organisasi keamanan ikut mendorong terbentuknya Negara-Ideal, atau Negara-Integralistik sebagai kompromi dari konflik antara sekularisme dan teokrasi. Dalam Negara-Ideal tersebut, agama dicegah untuk dominan dalam mewarnai corak negara, tetapi diberi kesempatan untuk masuk dan membentuk nilai-nilai ideal itu ke dalam wadah negara.
Namun, kecenderungan idealistik dan integralistik bisa memarginalkan peranan agama. Marginalisasi agama berarti pengeringan sumber-sumber nilai. Karena itu nilai-nilai keagamaan perlu dikembangkan dengan memperkuat masyarakat sipil, sebagai benteng (bastion) kepentingan-kepentingan dan aspirasi masyarakat, termasuk masyarakat agama, yang kedudukannya cukup dominan dalam masyarakat Indonesia.

Referensi :
Wikipedia.com
http://giovannim12.blogspot.com